Senin, 01 April 2019

MATERI UJIAN " PELUANG "


A.  Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi
1.   Ruang sampel suatu percobaan
Ahmad dan Amir bermain ular tangga di ruang tamu. Ahmad dan Amir melemparkan sebuah mata dadu secara bergantian untuk menjalankan pion yang dimainkannya. Mata dadu apa saja yang mungkin muncul pada tiap pelemparan sebuah mata dadu?
Sebuah dadu bermata enam memuat bilangan yang berbeda pada setiap sisinya. Setiap sisi melambangkan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 sesuai jumlah titik yang ada pada sisinya. Kemungkinan yang muncul pada peristiwa pelemparan sebuah mata dadu adalah munculnya dadu bermata 1, 2, 3, 4, 5, atau 6. Pada peristiwa pelemparan sebuah mata uang logam, kemungkinan yang akan muncul adalah mata uang bersisi angka (A) atau sisi gambar (G).
Himpunan dari semua kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi pada setiap peristiwa pelemparan/pengetosan sebuah benda seperti di atas dinamakan ruang sampel(dilambangkan dengan S). Pada peristiwa pelemparan sebuah mata dadu ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.  Pada peristiwa pelemparan sebuah mata uang logam ruang sampelnya S = {A, G}.
Untuk mengetahui ruang sampel percobaan pengetosan/pelemparan sebuah obyek yang dilakukan sekali cukup hanya mendaftar kemungkinan-kemungkinan yang bisa muncul dari obyek tersebut. Namun untuk mengetahui ruang sampel pada pelemparan suatu obyek lebih dari satu kali akan lebih mudah diketahui dengan membuat diagram pohon dan membuat tabel. Hal yang sama juga dapat dilakukan pada satu percobaan melambungkan beberapa obyek sekaligus. Perlu diketahui bahwa percobaan yang dimaksud disini harus dilakukan secara acak (random) dan adil, artinya kita tidak mengatur hasil percobaan agar sesuai dengan keinginan, hasil percobaan dibiarkan apa adanya.
Contoh:
·         Tentukan ruang sampel dari dua kali pelemparan sebuah mata uang logam.
·         Tentukan ruang sampel dari sebuah percobaan pelemparan satu mata uang logam dan satu mata dadu sekaligus.


Jawab:
·         Sebuah mata uang logam dilemparkan dua kali. Ruang sampel sebuah mata uang logam pada pelemparan pertama adalah sisi angka (A) dan sisi gambar(G), dan ruang sampel pada pelemparan kedua adalah sisi angka (A) dan sisi gambar (G). Maka untuk mengetahui ruang sampel pada dua kali percobaan tersebut adalah:
a)       Dengan diagram pohon:
   kemungkinan        kemungkinan            kemungkinan
pelemparan ke-1         pelemparan ke-2           kejadian
                                                       A                                 AA
                   A
                                                       G                                 AG

                                                       A                                 GA
                   G
                                                       G                                 GG
Jadi ruang sampel pada percobaan di atas adalah: S = {AA, AG, GA, GG}.
b)       Dengan tabel:
Kemungkinan pelemparan ke-1
Kemungkinan pelemparan ke-2

A
B
A
A A
A G
G
G A
GG

Jadi ruang sampel pada percobaan di atas adalah: S = {AA, AG, GA, GG}.
·         Ruang sampel pada peristiwa pelemparan sebuah mata uang logam adalah sisi angka (A) dan sisi gambar (G). Sedangkan ruang sampel pada peristiwa pelemparan sebuah mata dadu adalah mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, maka untuk mengetahui ruang sampel pada peristiwa pelemparan sekaligus dua obyek tadi adalah:
a)       Dengan diagram pohon:
kemungkinan                     kemungkinan              kemungkinan
    obyek 1                  obyek 2                       kejadian 
                                           1                                  A 1
                                           2                                  A 2
       A                                 3                                  A 3
                                           4                                  A 4
                                           5                                  A 5
                                           6                                  A 6



                                           1                                  G 1
                                           2                                  G 2
                                           3                                  G 3
       G                                 4                                  G 4
                                           5                                  G 5
                                           6                                  G 6

Jadi ruang sampel pada percobaan di atas adalah: S = {A1, A2, A3, A4,A5, A6, G1, G2,G3, G4, G5, G6}.
b)       Dengan tabel:
Kemungkinan obyek 1 (mata uang logam)
Kemungkinan obyek 2 (mata dadu)

1
2
3
4
5
6
A
A 1
A 2
A 3
A 4
A 5
A 6
G
G 1
G 2
G 3
G 4
G 5
G 6


Jadi ruang sampel pada percobaan di atas adalah: S = {A1, A2, A3, A4,A5, A6, G1, G2,G3, G4, G5, G6}.
Catatan:
Untuk percobaan menggunakan lebih dari tiga obyek, atau percobaan lebih dari dua kali, maka penggunaan tabel menjadi tidak efektif,akan lebih mudah jika digunakan diagram pohon.

Contoh:
Jika sepasang pengantin baru ingin mempunyai 3 anak, tentukan urutan jenis kelamin yang mungkin dari ketiga anak tersebut!
Jawab:
Jenis kelamin yang mungkin untuk anak pertama, kedua, dan ketiga adalah laki-laki (L) dan perempuan (P). Ruang sampel untuk soal di atas adalah:

kemungkinan         kemungkinan              kemungkinan              kemungkinan
  anak ke-1                anak ke-2                    anak ke-3                         hasil

                                                                               L                                  L L L
                                           L
                                                                               P                                  L L P  
  L
                                                                               L                                  L P L
                                           P
                                                                               P                                  L P P  




                                                                               L                                  P L L
                                           L
                                                                               P                                  P L P  
P
                                                                               L                                  P P L
                                           P
                                                                               P                                  P P P  

Jadi kemungkinan jenis kelamin ketiga anak tersebut adalah S = {LLL, LLP, LPL, LPP, PLL, PLP, PPL, PPP}

2.   Menentukan banyaknya ruang sampel
Banyaknya ruang sampel pada suatu percobaan adalah banyaknya kemungkinan yang bisa terjadi pada hasil percobaan tersebut. Banyaknya ruang sampel dinotasikan dengan n(S).
Contoh:
·         Ruang sampel untuk pelemparan sebuah mata uang logam adalah S = {A, G}, maka n(S) = 2.
·         Dua buah kotak diisi beberapa kartu. Kotak pertama berisi lima buah kartu bernomor 1 sampai dengan 5, kotak kedua berisi dua buah kartu huruf A dan B. Jika dari masing-masing kotak diambil sebuah kartu secara acak, makaruang sampel yang terjadi adalah S = {1A, 1B, 2A, 2B, 3A, 3B, 4A, 4B, 5A, 5B}, jadi banyaknya ruang sampel adalah: n(S) = 10.

Menentukan banyaknya ruang sampel dapat dilakukan dengan mendaftar ruang sampel terlebih dahulu kemudian menghitung banyaknya elemen dalam ruang sampel seperti contoh di atas, namun cara ini tidak efektif jika digunakan untuk menentukan banyaknya ruang sampel dari banyak kejadian. Untuk menentukan banyaknya ruang sampel dari beberapa kejadian dapat digunakan prinsip perkalian.
Contoh:
·         Tentukan banyaknya ruang sampel pada pelemparan dua buah mata uang logam!
Jawab:
Ruang sampel percobaan tersebut adalah S = {AA, AG, GA, GG}. Maka banyaknya ruang sampel adalah: n(S) = 4.
Untuk mempermudah perhitungan dapat kita gunakan prinsip perkalian yaitu:
banyaknya ruang sampel pada mata uang logam I  n(S1) = 2,
banyaknya ruang sampel pada mata uang logam II  n(S2) = 2.
Maka banyaknya ruang sampel jika kedua mata uang tersebut dilambungkan sekaligus adalah n(S) = n(S1) x n(S2) = 2 x 2 = 4.
·         Tentukan banyaknya ruang sampel pada percobaan pelemparan sebuah mata uang logam dan sebuah mata dadu!
Jawab:
Ruang sampel percobaan tersebut adalah S = {A1, A2, A3, A4,A5, A6, G1, G2,G3, G4, G5, G6}. Maka banyaknya ruang sampel adalah:n(S) = 12.
Jika kita gunakan prinsip perkalian, maka didapat:
banyaknya ruang sampel pada mata uang logam  n(S1) = 2,
banyaknya ruang sampel pada mata dadu  n(S2) = 6.
Maka banyaknya ruang sampel jika kedua mata uang tersebut dilambungkan sekaligus adalah n(S) = n(S1) x n(S2) = 2 x 6 = 12.

Dari dua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa menentukan banyaknya ruang sampel tidak harus mendata semua anggota ruang sampel yang ada, tetapi dapat digunakan prinsip perkalian, atau dapat ditulis:
Jika suatu peristiwa dapat terjadi dengan n(S1) cara dan peristiwa lain dapat terjadi dengan n(S2) cara maka banyaknya peristiwa-peristiwa tersebut dapat terjadi dengan:
n(S) = n(S1) x n(S2)  cara berbeda
Secara umum dapat ditulis:
Untuk p buah peristiwa, dan tiap peristiwa mempunyai kemungkinan n(Si) cara, maka banyaknya kemungkinan peristiwa itu terjadi adalah:
n(S) = n(S1) x n(S2) x n(S3) x ..... x n(Sp)    cara berbeda

Contoh:
·         Tentukan banyaknya ruang sampel pada percobaan pelemparan dua buah mata dadu dan tiga buah mata uang logam!
Jawab:
Banyaknya ruang sampel pada mata dadu 1,n(S1) = 6
Banyaknya ruang sampel pada mata dadu 2,  n(S2) = 6
Banyaknya ruang sampel pada mata uang logam 1,  n(S3) = 2
Banyaknya ruang sampel pada mata uang logam 2,  n(S1) = 2
Jadi banyaknya ruang sampel pada percobaan pelemparan dua buah mata dadu dan tiga buah mata uang logam adalah:
       n(S) = n(S1) x n(S2) x n(S3) x n(S4) = 6 x 6 x 2 x 2 = 144

a)       Pengisian tempat yang tersedia (Filling Slots)
Menentukan banyaknya ruang sampel dapat dilakukan dengan carapengisian tempat yang tersedia. Prinsip dari metode ini masih menggunakan prinsip perkalian.
Contoh:
Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri dari dua digit yang dapat disusun dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5!
Jawab:
Bilangan terdiri dari dua digit adalah bilangan puluhan sehingga disediakan dua buah kotak sebagai bantuan. Kotak ini diisi banyaknya bilangan yang mungkin dan sesuai dengan soal. Kotak pertama sebagai puluhan dapat diisi 5 angka. Kotak kedua dapat diisi 5 angka:
Puluhan           Satuan
  5             x        5       = 25 bilangan.
Jadi banyaknya bilangan yang terdiri dari dua digit yang dapat disusun dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5 sebanyak 25 buah.

Contoh:
Tentukan banyaknya bilangan ratusan yang dapat disusun dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5 dan tidak ada angka yang berulang!
Jawab:
Contoh di atas sedikit berbeda dengan dua contoh sebelumnya, pada soal ini angka tidak boleh, berulang artinya jika angka sudah dipakai pada suatu digit, maka angka itu tidak boleh dipakai lagi.
Misal: pada bilangan 115, angka 1 berulang,
Pada bilangan 242, angka 2 berulang, dst.
Dengan demikian pengisian pada kotak yang tersedia adalah sebagai berikut:
Pada digit satu diisi bebas sehingga bisa diisi 5 angka.
Pada digit dua tidak diisi bebas karena pada digit pertama sudah dipakai satu angka, sehingga pada digit kedua diisi 5 – 1 = 4 angka.
Pada digit terakhir hanya dapat diisi 5 – 2 = 3 angka karena 5 angka yang tersedia sudah dipakai dua angka pada digit sebelumnya.
Ratusan           Puluhan           Satuan
     5       x             4          x         3      = 60 bilangan.
Jadi banyaknya bilangan ratusan yang dapat disusun dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5 dengan tidak ada angka yang berulang sebanyak 60 buah.

Tentukan banyaknya bilangan ratusan ganjil yang dapat disusun dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5!
Jawab:
Bilangan ratusan adalah bilangan yang terdiri dari tiga digit sehingga disediakan tiga buah kotak sebagai bantuan. Karena yang diminta adalah bilangan ganjil maka digit terakhir harus ditentukan dahulu (karena suatu bilangan diketahui ganjil atau genap diilihat dari digit terakhir). Kotak terkhir sebagai satuan hanya dapat diisi bilangan ganjil yaitu 1, 3, dan 5 (berjumlah 3 angka). Kotak pertama sebagai ratusan dan kotak kedua sebagai puluhan dapat diisi 5 angka:
Ratusan           Puluhan           Satuan
5   x 5      x     3          = 75 bilangan.
Jadi banyaknya bilangan ratusan ganjil yang dapat disusun dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5 sebanyak 75 buah.

b)     Permutasi
Permutasi merupakan himpunan yang beranggotakan elemen-elemen berlainan yang disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam permutasi urutan susunan elemen-elemen dalam suatu himpunan  sangat diperhatikan, perbedaan susunan menyebabkan perbedaan elemen.
1)     Notasi Faktorial
Notasi faktorial dinotasikan dengan n! (dibaca n faktorial). N faktorial adalah perkalian bilangan asli dari 1 sampai dengan n atau ditulis:
n! = 1 x 2 x 3 x 4 x ....... . (n – 2) x (n – 1) x n.
atau
n! = n . (n – 1) . (n – 2) . ...... . 4 . 3 . 2 . 1.
contoh:
5! = 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 120
3! + 4! = (3 . 2 . 1) + (4 . 3 . 2 . 1) = 6 + 24 = 30
(2 + 4)! = 6! = 6 . 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 720
4! . 3! = (4 . 3 . 2 . 1) . (3. 2 .1) = 24 . 6 = 144
(2 x 3)! = 6! = 6 . 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 720
  = 5 . 6 = 30.
0! = 1

2)     Permutasi dari unsur-unsur yang berbeda
Misalnya terdapat 3 huruf yaitu A, P, dan I, akan disusun huruf yang terdiri dari 2 huruf berbeda, maka ruang sampel dari susunan huruf yang terdiri dari dua huruf tanpa berulang dapat kita buat menggunakan diagram pohon sebagai berikut:
kemungkinan        kemungkinan              kemungkinan
  huruf ke-1                           huruf ke-2                kata

                                           P                      A P  
       A
                                           I                       AI       

                                           A                     P A
       P
                                           I                       PI       

                                           A                     I A
       I
                                           P                      I P      

Ruang sampel untuk permisalan di atas adalah S = {AP, AI, PA, PI, IA, IP}. Dapat kita lihat bahwa susunan huruf pada tiap anggota ruang sampel tidak ada yang berulang. Dari anggota ruang sampel tersebut terdapat susunan huruf yang mempunyai huruf sama namun urutan huruf berbeda, seperti AP dan PA, IA dan AI, serta IP dan PI. Walaupun hurufnya sama namun urutannya berbeda maka keduanya merupakan anggota dari ruang sampel, sehingga banyaknya ruang sampel di atas adalah n(S) = 6. Permasalahan seperti ini merupakan permasalahan permutasi.

Dengan demikian dalam permutasi setiap ruang sampel unsur-unsurnya tidak berulang serta urutan unsur-unsurnya diperhatikan.


Contoh:
Dari 4 siswa pengurus OSIS akan dipilih:
·       empat siswa untuk menduduki jabatan ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara
·       tiga siswa untuk menduduki jabatan ketua, wakil ketua dan sekretaris
·       dua siswa untuk menduduki jabatan ketua dan wakil ketua
·       satu siswa untuk menduduki jabatan ketua
Tentukan banyaknya pilihan yang mungkin dari siswa-siswa tersebut!


Jawab:
Sesuai dengan aturan filling slots di atas, maka kita buat kotakan sejumlah jabatan yang akan diisi. Perlu diingat dalam hal ini tidak dikenal rangkap jabatan sehingga satu siswa hanya menjabat satu jabatan, tiap kotak mewakili jabatan yang akan diisi:
·       Dari empat siswa akan dipilih empat siswa untuk menduduki jabatan ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara, sehingga disediakan empat kotak untuk diisi banyaknya siswa yang mungkin menduduki jabatan tersebut. Karena tidak terdapat rangkap jabatan, maka pengisian jabatan berikutnya berkurang satu siswa. 

         Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara    banyaknya pilihan     
4
X
3
x
2
x
1
=
24

·       Dari empat siswa akan dipilih tiga siswa untuk menduduki jabatan ketua, wakil ketua, dan sekretaris, sehingga disediakan tiga kotak untuk diisi banyaknya siswa yang mungkin menduduki jabatan tersebut.

         Ketua Wakil Ketua   Sekretaris        banyaknya pilihan     
4
X
3
x
2
=
24

·       Dari empat siswa akan dipilih dua siswa untuk menduduki jabatan ketua dan wakil ketua, sehingga disediakan dua kotak untuk diisi banyaknya siswa yang mungkin menduduki jabatan tersebut.

          Ketua           Wakil Ketua      banyaknya pilihan  
4
x
3
=
12

·          Dari empat siswa akan dipilih satu siswa untuk menduduki jabatan ketua OSIS, sehingga disediakan satu kotak untuk diisi banyaknya siswa yang mungkin menduduki jabatan tersebut.

             Ketua           banyaknya pilihan  
4
=
4

Permasalahan-permasalahan di atas dapat kita generalisasikan sebagai berikut:
Permasalahan di atas memenuhi persyaratan permutasi, yaitu:
ü  Unsur-unsur dalam tiap sampel tidak berulang, hal ini ditunjukkan dengan tidak diperbolehkannya rangkap jabatan.
ü  Urutan dalam tiap unsur diperhatikan, contoh untuk pemilihan dua jabatan (misal siswa yang akan dipilih adalah A, B, C, dan D):
Ketua        Wakil Ketua               hasil
    A                       B                                A B
berbeda dengan:
 Ketua       Wakil Ketua               hasil
     B                   A                                    B A
Disini terlihat bahwa AB dan BA merupakan elemen yang berbeda walaupun siswa yang terpilih adalah orang yang sama, namun karena jabatannya berbeda maka pilihan yang terjadi pun berbeda.
·       Pada kasus pertama akan dipilih empat orang untuk menduduki empat jabatan yang tersedia, diperoleh:
  n(S)         = 4 . 3 . 2 . 1
                  = 4!
                  = 
                  =                   ingat bahwa 0! = 1
                  =
·       Pada kasus kedua dipilih empat orang untuk menduduki tiga jabatan yang tersedia, diperoleh:
  n(S)       =  4 . 3 . 2
                = 
                = 
                = 
·       Pada kasus ketiga dipilih empat orang untuk menduduki dua jabatan yang tersedia, diperoleh:
      n(S)     =  4 . 3
                  = 
                  = 
                  = 
·       Pada kasus keempat dipilih empat orang untuk menduduki satu jabatan yang tersedia, diperoleh:
       n(S)    =  4 
                  = 
                  = 
                  = 

Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan sebagaiberikut:

Banyaknya permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda dengan r ≤ n adalah:
nPr =


Catatan:
Pada beberapa literatur, permutasi dinotasikan dengan P(n, r) atau
Contoh:
Dalam satu ruangan yang dihadiri 10 orang hanya disediakan 6 kursi. Tentukan banyaknya kemungkinan orang-orang yang hadir mendapat tempat duduk.
Jawab:
n = 10 dan r = 6, banyaknya kemungkinan orang-orang menduduki kursi adalah:
10P6 =  = 10.9.8.7 = 5040 cara
Contoh:
Dalam suatu showroom mobil terdapat dua jenis mobil yaitu sedan dan minibus. Sedan berjumlah 3 buah dan minibus berjumlah 2 buah. Jika mobil-mobil tersebut akan ditata berjajar, maka tentukan banyaknya cara menyusun mobil-mobil tersebut jika mobil yang sejenis harus berdekatan!
Jawab:
·       Karena mobil yang sejenis harus berdekatan, maka untuk jenis mobil terdapat permutasi 2 jenis mobil akan menempati 2 tempat, sehingga terdapat permutasi jenis mobil sejumlah:
          2P2 =  = 2
·       Untuk tiap jenis mobil sendiri terdapat permutasi. 3 buah sedan akan menempati 3 tempat, sehingga terdapat permutasi sejumlah:
 3P3 =  = 6
·       Dua buah minibus akan menempati 2 tempat sehingga terdapat permutasi sejumlah:
          2P2 =  = 2
Berdasarkan tiap kasus yang ada dan dengan menggunakan prinsip perkalian, maka banyaknya cara menyusun mobil tersebut adalah:
            2P2 x 3P3 x 2P2 = 2 x 6 x 2 = 24 cara

3)     Permutasi dengan beberapa unsur yang sama
Jika kita mempunyai 3 huruf yaitu A, K, dan U yang akan kita susun menjadi kata yang terdiri dari 3 huruf, maka kata-kata yang dapat kita buat adalah:
AKU, AUK, KAU, KUA, UAK, dan UKA
terdapat 6 kata berbeda
Namun jika kita mempunyai 3 huruf yaitu A, K, dan A yang akan kita susun menjadi kata yang terdiri dari 3 huruf, maka kata-kata yang dapat kita buat adalah:
AKA, AAK, KAA
hanya terdapat 3 kata yang berbeda
Apa yang menyebabkan adanya perbedaan jumlah kata yang dihasilkan dari dua kasus di atas? Bukankah kedua kasus menyediakan jumlah huruf yang sama dan mengambil jumlah huruf yang sama? Ternyata perbedaannya adalah terletak pada unsur-unsur penyusunnya.
Pada kasus pertama semua huruf yang disediakan berbeda, sedangkan pada kasus kedua terdapat huruf yang sama dari huruf-huruf yang disediakan. Kasus kedua ini merupakan kasus permutasi dengan beberapa unsur yang sama.

Jika terdapat n unsur dengan k unsur yang masing-masing muncul n1, n2, n3,...., nk kali, maka permutasi unsur itu adalah:
nP(n1, n2, n3, ......, nk) =
dengan n1+ n2+ n3+....+ nk = n

Contoh:
Tentukan banyaknya susunan huruf berbeda yang dapat ditulis dari kata “JATIJAJAR”!
Jawab:
J  = 3 huruf       T = 1 huruf                  R = 1 huruf
A = 3 huruf       I  = 1 huruf
9P(3, 3, 1, 1, 1) = 10.080
Jadi banyaknya susunan huruf berbeda dari kata “JATIJAJAR”adalah 10.080 susunan.

4)    Permutasi siklis
Pada topik sebelumnya dipelajari tentang permutasi dari unsur-unsur yang disusun sejara berjajar dalam satu baris. Keadaannya akan berbeda jika unsur-unsur tersebut disusun melingkar. Sebagai gambaran perhatikan dua kasus berikut ini:
·          Tiga orang yaitu A, B, dan C akan duduk pada kursi yang ditata berjajar. Banyaknya kemungkinan cara duduk adalah:
      kemungkinan 1                  kemungkinan 2           kemungkinan 3
      A          B         C               A   C         B         BA          C


      kemungkinan 4                  kemungkinan 5           kemungkinan 6
B         C         A              C        A        B            C        B        A    

Jadi ketiga orang tersebut duduk ada 6 cara yaitu ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA. 

·          Tiga orang yaitu A, B, dan C akan duduk mengelilingi sebuah meja bundar. Banyaknya kemungkinan cara duduk adalah:






Kemungkinan 1.   
       A                                             B                                 C

                                                                                          
B                 CC                   A                     C         A                     B

Kemungkinan 2.   
                A                                                   B                                     C

                                     =                                        =
C                             B         A                          C         B                        A

Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa urutan duduk ABC, BAC, dan CBA adalah urutan yang sama, artinya ketiganya dihitung sebagai satu cara duduk. Demikian juga urutan duduk ACB, BAC, dan CBA adalah urutan duduk yang sama. Sehingga banyaknya cara ketiga orang duduk melingkar ada 2 cara.
Dari dua ilustrasi di atas terlihat bahwa posisi urutan sejajar dengan posisi urutan melingkar dengan jumlah unsur sama mempunyai cara berbeda. Untuk kasus kedua dikenal dengan nama permutasi siklis. Untuk mempermudah menentukan elemen-elemen dalam permutasi siklis harus ditentukan salah satu unsur sebagai patokan. Sedangkan banyaknya permutasi siklis secara umum dapat dituliskan:

Banyaknya permutasi siklis dari n unsur berbeda adalah:
nPS = (n – 1)!    atau     nPS =

Contoh:
Dalam sebuah pelantikan Dewan Kerja Pramuka, ketua regu yang berjumlah 6 orang diminta duduk mengelilingi api unggun. Tentukan banyaknya cara 6 orang tersebut duduk mengelilingi api unggun!
Jawab:
Dalam permasalahan ini tidak terdapat syarat dalam menempati tempat duduk sehingga dalam menentukan banyaknya cara mereka duduk dapat langsung ditentukan yaitu:
Peserta yang akan duduk  n = 6, banyaknya permutasi siklis adalah:
   6PS      = (6 – 1)!
               = 5!
               = 5 . 4 . 3 . 2 . 1
               = 120




Contoh:
Tentukan banyaknya cara empat orang akan duduk melingkar dengan ketentuan dua orang selalu berdampingan!
Jawab:
Misal orang yang akan duduk melingkar adalah A, B, C, dan D. Dua orang yang harus duduk berdekatan adalah A dan B, sebagai patokan adalah A dan B. Kemungkinan mereka akan duduk adalah:

kemungkinan 1           kemungkinan 2          
A         B             A                 B        


                               D                     C              C                 D
                                  kemungkinan 1          kemungkinan 2        
                               B                   A               B                 A        


                                 D                 C                C                 D

Susunan mereka duduk adalah: ABCD, ABDC, BACD, dan BADC
Selain dengan ilustrasi di atas, banyaknya kemungkinan mereka duduk dapat ditentukan dengan cara:
A dan B harus berdekatan, berarti A dan B dianggap satu, sehingga terdapat permutasi siklis dengan 3 unsur, sehingga didapat:
3PS        = (3 – 1)! = 2! = 2 . 1 = 2
Namun karena A dan B harus berdekatan, maka antara A dan B juga terjadi permutasi dari 2 unsur diambil 2 unsur, sehingga didapat:
2P2        =
Berdasarkan prinsip perkalian didapat:
n(S) = 3PS x 2P2 = 2 x 2 = 4
Dengan demikian banyaknya cara mereka duduk melingkar ada 4 cara.

c)  Kombinasi
Misal dalam pemilihan calon atlet bulutangkis terdapat 3 calon yaitu A, B, dan C yang akan dipilih untuk dijadikan satu tim ganda. Pilihan yang mungkin dari ketiga orang itu adalah: AB, AC, dan BC. Hal yang harus dicermati adalah bahwa tidak terdapat pengulangan unsur dalam pilihan tersebut, dan yang lebih penting lagi adalah pilihan AB dan BA adalah satu pilihan karena orang yang mewakili adalah orang yang sama, demikian juga dengan AC dan CA serta BC dan CB. Dalam kasus seperti ini urutan tidak diperhatikan, sehingga kejadian ini bukanlah kejadian permutasi, kasus ini merupakan kasus kombinasi 2 unsur dari 3 unsur yang tersedia. Jadi dapat didefinisikan sebagai berikut:

Kombinasi merupakan suatu percobaan yang elemen-elemen dalam ruang sampel tidak terdapat pengulangan unsur-unsurnya serta urutan unsur-unsur tersebut tidak diperhatikan.

Jadi perbedaan permasalahan kombinasi dan permutasi terletak pada tidak diperhatikannya urutan tiap unsur pada elemen ruang sampel. Banyaknya kombinasi r unsur dari n unsur yang tersedia dinotasikan dengan nCr.

Untuk menentukan banyaknya kombinasi, ada baiknya kita perhatikan permisalan berikut:
·       Misal terdapat 4 siswa berprestasi yaitu A, B, C, dan D. Jika akan dipilih 1 siswa untuk mewakili seleksi siswa teladan tingkat kabupaten, maka pilihan yang mungkin adalah:
      S = {A, B, C, D} banyaknya pilihan adalah  n(S) = 4.         
Jadi banyaknya kombinasi 1 unsur dari 4 unsur yang tersedia adalah 4C1 = 4.

Permutasi
Kombinasi
A
A
B
B
C
C
D
D
Dari tabel terlihat bahwa banyaknya pemutasi 1 unsur dari 4 unsur yang tersedia sama dengan kombinasi 1 unsur dari 4 unsur yang ada.
4P1 = 4C1
·       Dari 4 siswa berprestasi yaitu A, B, C, dan D akan dipilih 2 siswa untuk mewakili seleksi siswa teladan tingkat kabupaten, maka banyaknya pilihan yang mungkin adalah:
S = {AB, AC, AD, BC, BD, CD}, banyaknya pilihan adalah n(S) = 6.
Jadi banyaknya kombinasi 2 unsur dari 4 unsur yang tersedia adalah 4C2 = 6.
Karena permasalahan permutasi dan kombinasi hanya berbeda pada diperhatikan atau tidaknya urutan pada tiap elemen, maka kita bandingkan keduanya dalam tabel berikut:
Permutasi
Kombinasi
AB, BA
AB
AC, CA
AC
AD, DA
AD
BC, CB
BC
BD, DB
BD
CD, DC
CD

Setiap baris menunjukkan bahwa banyaknya susunan permutasi yang terjadidianggap samaatau dihitung satudalam susunan kombinasi. Pada kolom permutasi di setiap baris terlihat bahwa susunannya merupakan permutasi 2 unsur dari 2 unsur yang terdapat pada kolom kombinasi, sehingga banyaknya elemen tiap baris pada kolom permutasi adalah:
2P2 = = 2
Dengan demikian sesuai dengan tabel di atas, banyaknya permutasi 2 unsur dari 4 unsur yang tersedia adalah banyaknya kombinasi di kalikan 2, atau dapat ditulis:
4P2       =  4C2 x 2
            = 4C2 x 2!
Sehingga didapat:
4C2 x 2! =4P2
4C2         =
                     = 
               =        ................ (1)
              =  6
Dari 4 siswa berprestasi yaitu A, B, C, dan D akan dipilih 3 siswa untuk mewakili seleksi siswa teladan tingkat kabupaten, maka banyaknya pilihan yang mungkin adalah:
S = {ABC, ABD, ACD, BCD}, banyaknya pilihan adalah n(S) = 4.
Jadi banyaknya kombinasi 3 unsur dari 4 unsur yang tersedia adalah 4C3 = 4.
Permutasi
Kombinasi
ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA
ABC
ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA
ABD
ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA
ACD
BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB
BCD

Dari tabel di atas terlihat bahwa banyaknya elemen tiap baris pada kolom permutasi adalah permutasi 3 unsur dari 3 unsur yang terdapat pada kolom kombinasi:
3P3 =  = 6
Dalam tabel terlihat bahwa banyaknya permutasi 3 unsur dari 4 unsur yang tersedia adalah banyaknya kombinasi dikalikan 3!, jadi kita dapatkan:
4P3  = 4C3 x 3!
atau ditulis:
4C3 x 3! =  4P3
4C3         =
             = 
          =      ................ (2)
          =  4
·       Dari 4 siswa berprestasi yaitu A, B, C, dan D akan dipilih 4 siswa untuk mewakili seleksi siswa teladan tingkat kabupaten, maka banyaknya pilihan yang mungkin adalah:
S = {ABCD}, banyaknya pilihan adalah n(S) = 1.
Jadi banyaknya kombinasi 4 unsur dari 4 unsur yang tersedia adalah 4C4 = 1
Permutasi
Kombinasi
ABCD, ABDC, ACBD, ACDB, ADBC, ADCB, BACD, BADC, BCAD, BCDA, BDAC, BDCA, CABD, CADB, CBAD, CBDA, CDAB, CDBA, DABC, DACB, DBAC, DBCA, DCAB, DCBA
ABCD

Banyaknya elemen tiap baris pada kolom permutasi adalah permutasi 4 unsur dari 4 unsur yang terdapat pada kolom kombinasi:
4P4 =  = 24
Dalam tabel ditunjukkan bahwa banyaknya permutasi 4 unsur dari  unsur yang tersedia adalah banyaknya kombinasi 4 unsur dari 4 unsur yang tersedia dikalikan dengan 4!
4P4  = 4C4 x 4!
atau ditulis:
4C4 x 4! =  4P4
4C4         =
                     = 
               =      ................ (3)
               =  4
Secara umum dari persamaan (1), (2), dan (3) dapat disimpulkan bahwa:
Banyaknya kombinasi r unsur dari n unsur yang tersedia dengan r ≤ n adalah:
nCr =
atau
nCr =

Contoh:
Dalam suatu kantong terdapat 9 kelereng merah. Dari dalam kantong diambil 4 buah kelereng sekaligus. Tentukan banyaknya cara pengambilan kelereng tersebut!

Jawab:
Soal seperti ini merupakan permasalahan kombinasi karena urutan terambilnya kelereng tidak mempengaruhi banyaknya pengambilan kelereng.
n = 9, r = 4,
maka
9C4 =   = 126
Jadi banyaknya cara pengambilan 4 kelereng dari dalam kantong adalah 126 cara.

Contoh:
Sebuah perusahaan garmen membutuhkan 3 karyawan dan 4 karyawati baru. Jika terdapat 8 pelamar pria dan 6 pelamar wanita, maka tentukan banyaknya cara penerimaan pegawai baru di perusahaan tersebut!
Jawab:
Soal ini merupakan permasalahan kombinasi karena urutan karyawan yang diterima tidak diperhatikan.
Dari 8 pelamar pria akan diambil 3 orang.
            8C3 =  = 56 cara
Dari 6 pelamar wanita akan diambil 4 orang.
            6C4 =   = 15 cara
Sesuai dengan prinsip perkalian, maka banyaknya cara penerimaan pegawai tersebut adalah:
            8C3 x 6C4 = 56 x 15 = 840 cara

B.    Peluang Suatu Kejadian
1.     Peluang
Pada percobaan melambungkan sebuah mata uang logam, diperoleh kemungkinan sisi mata uang yang muncul adalah sisi angka (A) dan sisi gambar (G), ruang sampel pada percobaan tersebut adalah S = {A, G}. A dan G disebut juga dengan titik sampel.  A dan G mempunyai kesempatan sama untuk muncul dalam setiap percobaan, sehingga peluang munculnya sisi gambar dari percobaan tersebut adalah            P(G) = ½ , demikian juga dengan peluang munculnya sisi angka pada percobaan tersebut, P(A) = ½.
Dengan demikian peluang dapat didefinisikan sebagai berikut:

Peluang suatu kejadian K dari ruang sampel S adalah perbandingan antara banyaknya kemungkinan munculnya K dengan banyaknya ruang sampel, atau dapat dirumuskan:
P(K) =

                                    P(K)  = peluang terjadinya kejadian K
                                    n(K)  = banyaknya anggota K
                                    n(S)   = banyaknya ruang sampel
Contoh:
Pada percobaan melambungkan sebuah mata dadu, tentukan peluang munculnya mata dadu prima!
Jawab:
Mata dadu prima  P = {2, 3, 5}, n(P) = 3
Ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6
Peluang muncul mata dadu prima:
P(P) =   = ½
Jadi peluang muncul mata dadu prima adalah ½.
Contoh:
Sepasang suami istri merencanakan untuk mempunyai 3 anak. Tentukan peluang lahirnya kedua anaknya laki-laki!
Jawab:
Kemungkinan Jenis kelamin ketiga anaknya hanya terdiri dari 2 jenis yaitu laki-laki (L) dan perempuan (P). Banyaknya ruang sampel n(S) dapat ditentukan dengan aturan filling slotdimana terdapat 3 slot (sesuai jumlah anak) dan tiap slot diisi 2 (sesuai jumlah jenis kelamin).
                           anak ke-1        anak ke-2         anak ke-3
n(S) =              2          x          2          x          2          = 8
kejadian dua anak laki-laki L = {LLP, LPL, PLL} sehingga n(L) = 3
            P(L) =
Jadi peluang lahir kedua anaknya laki laki adalah 3/8.

2.     Kisaran nilai peluang
Misalnya dalam sebuah kotak terdapat kartu yang diberi nomor 1 sampai 10. Dari dalam kotak diambil sebuah kartu secara acak. Tentukan peluang terambilnya kartu dengan nomor bilangan asli! Untuk menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu kita hitung banyaknya kartu yang bernomor bilangan asli (A). A = {1, 2, 3, ......, 10}, jadi n(A) = 10, dan n(S) = 10, maka peluang terambilnya kartu bernomor bilangan asli dari percobaan tersebut adalah P(A) = 10/10= 1. Ini artinya bahwa setiap kartu yang kita ambil adalah kartu bernomor bilangan asli. Kejadian yang selalu terjadi dalam setiap percobaan dinamakan dengan kepastian.
Jika pada permisalan diatas ditanyakan peluang terambilnya kartu bernomor negatif, maka jawabannya adalah 0, karena didalam kotak tersebut tidak ada kartu bernomor negatif. Kejadian ini dinamakan kemustahilan, artinya suatu kejadian tidak mempunyai peluang untuk terjadi.

Dengan demikian nilai peluang suatu kejadian K adalah:
                                                0 ≤ P(K) ≤ 1
Interval inilah yang dinamakan dengan kisaran nilai peluang.

3.     Frekuensi harapan suatu kejadian
Jika kita melemparkan mata uang logam sebanyak 20 kali, maka berapa kalikah akan muncul sisi gambar? Tentu kita tidak tahu secara pasti, namun kita dapat memperkirakannya yaitu sekitar 10 kali, karena peluang munculnya sisi gambar adalah ½ dan percobaan dilakukan 20 kali sehingga diperkirakan sisi gambar akan muncul ½ x 20 = 10, walaupun tidak tepat muncul 10 kali namun munculnya tidak jauh dari 10 kali. Inilah yang dinamakan frekuensi harapan dalam peluang.
Frekuensi harapan terjadinya kejadian K yang dinotasikan dengan Fh(K) pada percobaan yang dilakukan sebanyak n kali dapat dirumuskan:
Fh(K) = P(K) x n

dengan P(K) adalah peluang kejadian K

Contoh:
Peluang seorang perokok terkena TBC adalah 0,64. Tentukan banyaknya perokok yang terkena TBC di suatu desa yang jumlah perokoknya 250.
Jawab:
Peluang terkena TBC P(TBC) = 0,64, n = 250
            Fh (TBC)        = P(TBC) x n
                                    = 0,64 x 250
                                    = 160

4.   Kejadian Majemuk
a)  Kejadian komplementer
Komplemen suatu kejadian K dalam ruang sampel S adalah kejadian dalam ruang sampel S yang tidak memuat titik sampel K. Suatu kejadian apabila K tidak terjadi atau komplemen dari kejadian K dinotasikan dengan Kc atau K’.
S
                                                                       

                                                                                     Kc
                                                            K


Pada gambar diatas berlaku:
                        K È Kc = S
                        n(K) + n(Kc) = n(S)
                         = n(S)n(S)
                         + n(Kc)n(S)  = 1
                        P(K) + P(Kc) = 1 
Jadi dapat disimpulkan:
      P(Kc) = 1 – P(K)   

Contoh:
Tiga buah mata uang logam dilambungkan bersama. Tentukan peluang muncul ketiganya tidak kembar!
Jawab:
Banyaknya ruang sampel pada percobaan melambungkan 3 buah mata uang logam adalah: n(S) = 2 x 2 x 2 = 8
Misal:
K adalah kejadian ketiganya kembar, K = {AAA, GGG},  n(K) = 2,
Peluang ketiganya kembar adalah:
P(K)    = n(K)n(S) = 28= 14
Kc adalah kejadian ketiganya tidak kembar, maka:
            P(Kc)  = 1 – P(K)
                        = 1 – ¼
                        = ¾
 Jadi peluang muncul ketiganya tidak kembar adalah ¾.     

           

S
                                                           Kc   · AAG
                              · AAA · AGA   · GAA          
                                          · GGG             · GGA  · GAG
                                          K                     · AGG



b)     Dua kejadian saling lepas
Misal S adalah ruang sampel dari suautu percobaan, A dan B adalah kejadian dari percobaan tersebut. Kejadian tunggal yang mengaitkan kejadian A dan B adalah:
·       Kejadian munculnya “A atau B” atau ditulis “A È B”.
·       Kejadian munculnya “A dan B” atau ditulis “A Ç B”.
Kejadian A dan B disebut saling lepas jika kejadian tersebut tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Jika digambarkan dengan diagram Venn adalah sebagai berikut:                       
     

S
                                                                             
                                               A                            B


Dari gambar terlihat bahwa A Ç B = Æ  karena A dan B tidak mempunyai elemen persekutuan.
Dengan demikian banyaknya kejadian “A atau B” adalah:
            n(A È B) = n(A) + n(B)
dan banyaknya kejadian “A dan B” adalah:
            n(A Ç B) = 0
Lalu bagaimanakah cara menentukan peluang dua buah kejadian yang saling lepas dalam ruang sampel? Perhatikan permisalan berikut:
Misal A dan B adalah dua kejadian yang saling lepas pada suatu percobaan dengan ruang sampel S. Berdasarkan diagram Venn diatas, daerah yang diarsir merupakan daerah A È B dan A Ç B = Æ, maka didapat:
                 n(A È B)    =  n(A) + n(B)
Û      n(A∪B)n(S)        =  n(A) + n(B)n(S)   
Û      n(A∪B)n(S)        =  n(A∪B)n(S)
Û      P(A È B) =  P(A) + P(B)           
Jadi dapat disimpulkan bahwa:
Untuk kejadian A dan B dalam ruang sampel S, jika kejadian A dan B saling lepas, maka pelung kejadian gabungan “A atau B” adalah:
P(A È B) =  P(A) + P(B)

Contoh:
Dalam sebuah kotak terdapat 5 kartu yang diberi nomor 1 sampai 5 dan 4 kartu yang diberi huruf A sampai D. Jika dari dalam kotak diambil sebuah kartu secara acak, tentukan peluang terambilnya kartu tersebut adalah kartu bernomor ganjil atau kartu huruf.
Jawab:
Dalam kotak terdapat 5 kartu angka dan 4 kartu huruf. S = {1, 2, 3 ,4, 5, A, B, C, D} dan n(S) = 9.
Kartu bernomor ganjil  G = {1, 3, 5}, n(G) = 3.
Kartu huruf  H = {A, B, C, D}, n(H) = 4.
Terlihat bahwa antara G dan H tidak terdapat elemen persekutuan, atau GÇH = Æ, sehingga kejadian tersebut adalah kejadian yang saling lepas.
Peluang kartu yang terambil adalah kartu bernomor ganjil atau kartu huruf adalah:
   P(G È H)     =  P(G) + P(H)
                        =n(G)n(S) + n(H)n(S)
                        =  39 + 49
                        =  79
Jadi peluang kartu yang terambil adalah kartu bernomor ganjil atau kartu huruf adalah 7/9.

c)     Dua kejadian tidak saling lepas
Misal A dan B adalah kejadian dalam ruang sampel S, jika A dan B adalah kejadian yang tidak saling lepas, maka A dan B mempunyai elemen persekutuan. Jika digambar dengan diagram Venn adalah sebagai berikut:
S

                                                                 AÇB                      
                                                     A                            B


Terlihat bahwa  A Ç B  Æ.
Untuk menentukan peluang dari gabungan kejadian yang tidak saling lepas kita gunakan teori himpunan sebagai berikut:
                  n(A È B)   = n(A) + n(B) – n(A Ç B)
Ûn(A∪B)n(S)           = nA+nB-n(A∩B)n(S)
Ûn(A∪B)n(S)           = n(A∪B)n(S)
Û  P(A È B) = P(A) + P(B) – P(A Ç B)
Dengan demikian dapat disimpulkan:


Jika A dan B adalah kejadian dalam ruang sampel S dengan A dan B adalah kejadian tidak saling lepas, maka peluang gabungan kejadian “A atau B” adalah:
P(A È B) = P(A) + P(B) – P(A Ç B)


Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan satu kali. Tentukan peluang munculnya mata dadu prima atau ganjil!
Jawab:
·       Cara 1
Sebuah dadu dilambungkan sekali, S = {1, 2, 3, 4, 5, 6},   n(S) = 6
Kejadian muncul mata dadu prima adalah P = {2, 3, 5},  n(P) = 3
Kejadian muncul mata dadu ganjil adalah G = {1, 3, 5},  n(G) = 3
P dan G memiliki elemen persekutuan, sehingga P dan G tidak saling lepas.
P Ç G = {3, 5},   n(P Ç G) = 2
Peluang munculnya mata dadu prima atau ganjil adalah:
P(PÈG)     = P(P) + P(G) – P(PÇG)
      = 
      =  36 + 36 - 26          
      =  23
·       Cara 2
Sebuah dadu dilambungkan sekali, S = {1, 2, 3, 4, 5, 6},   n(S) = 6
Kejadian muncul mata dadu prima adalah P = {2, 3, 5},  n(P) = 3
Kejadian muncul mata dadu ganjil adalah G = {1, 3, 5},  n(G) = 3
Kejadian muncul mata dadu prima atau mata dadu ganjil adalah:
      P È G = {1, 2, 3, 5},  n(P È G) = 4
Sehingga didapat:
       P(P È G)        =  n(P È G)n(S)
                  =  46
                  =  23  
Jadi peluang munculnya mata dadu prima atau ganjil adalah 2/3.

d)     Kejadian saling lepas
Misal diadakan suatu percobaan pelemparan sebuah mata uang logam dan sebuah mata dadu bersama-sama, apakah peluang munculnya titik sampel mata uang dapat mempengaruhi peluang munculnya titik sampel mata dadu? Demikian juga sebaliknya, apakah peluang munculnya titik sampel mata dadu dapat mempengaruhi peluang munculnya titik sampel mata uang logam? Tentu saja tidak. Dua kejadian seperti ini dinamakan kejadian saling bebas. Jadi kejadian saling bebas dapat didefinisikan sebagai berikut:

Jika A dan B adalah dua kejadian dalam ruang sampel S, kejadian A tidak mempengaruhi peluang kejadian B demikian juga sebaliknya, maka dua kejadian tersebut dinamakan kejadian saling bebas.Peluang kejadian “A dan B” adalah:
P(A Ç B) = P(A) x P(B)


Contoh:
Sebuah dadu dan sebuah mata uang logam dilempar bersama-sama. Tentukan peluang munculnya mata dadu bernomor ganjil dan uang logam bersisi Gambar!


Jawab:
Kejadian ini adalah kejadian saling bebas karena peluang mata uang logam tidak mempengaruhi peluang mata dadu, demikian pula sebaliknya.
·       Cara 1
Ruang sampel pada percobaan tersebut adalah:
Mata Dadu

Mata Uang Logam
A
G
1
1 A
1 G
2
2 A
2 G
3
3 A
3 G
4
4 A
4 G
5
5 A
5 G
6
6 A
6 G

S = {1A, 1G, 2A, 2G, 3A, 3G, 4A, 4G, 5A, 5G, 6A, 6G},  n(S) = 12
Mata dadu bernomor ganjil (J) dan uang bersisi gambar (G) dinotasikan dengan J Ç G = {1G, 3G, 5G}, dan  n(J Ç G) = 3.
P(J Ç G)    =  nJ Ç GnS
                  = 
                  =  ¼
·       Cara 2
Ruang sampel mata dadu S1 = {1, 2, 3, 4, 5, 6},  n(S1) = 6
Kejadian mata dadu ganjil J = {1, 3, 5},  n(J) = 3
Ruang sampel mata uang logam S2 = {A, G},  n(S2) = 2
Kejadian mata uang logam gambar G = {G},  n(G) = 1
Karena keduanya adalah kejadian saling bebas, maka langsung kita gunakan rumus:
P(J Ç G)    = P(J) x P(G)
                  =  n(J)n(S1) x n(G)n(S2)
                  =  36 x 12
                  = ¼
Jadi pada percobaan diatas, peluang munculnya mata dadu bernomor ganjil dan uang logam bersisi gambar adalah ¼.




UJI KOMPETENSI  12
Indikator Soal 1:Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kaidah pencacahan, permutasi, atau kombinasi

1.     Banyaknya bilangan ribuan ganjil yang dapat disusun dari angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 adalah....
A.  80
B.  120
C.  240
D.  480
E.  520

2.     Jalur transportasi dari kota A menuju kota B terdapat 3 jalur, sedangkan jalur transportasi dari B menuju C terdapat 2 jalur. Banyaknya jalur yang dapat dipilih seseorang dari kota A menuju C kemudian kembali lagi ke A adalah ....
A.  36
B.  24
C.  18
D.  12
E.  6

3.     Dalam pemilihan pengurus sebuah organisasi terdapat 5 calon yang akan menduduki jabatan ketua, bendahara, dan sekretaris. Banyaknya cara pemilihan pengurus organisasi tersebut adalah ....
A.  15 cara                       
B.  20 cara                       
C.  30 cara
D.  60 cara
E.  120 cara

4.     Peserta Try Out SNMPTN 2011 yang terdiri dari 3 anak jurusan IPA, 2 anak jurusan IPS, dan 3anak jurusan Bahasa akan menempati kursi yang ditata sejajar. Banyaknya cara mereka duduk jika anak yang jurusannya sama harus berdampingan/tidak boleh terpisah adalah ....
A.  432
B.  144
C.  72
D.  54
E.  18

5.     Seorang siswa diminta untuk mengerjakan 8 dari 10 soal. Dengan ketentuan soal nomor ganjil wajib dikerjakan. Banyak pemilihan soal yang dapat dilakukan siswa adalah ....
A.  8         
B.  10       
C.  28
D.  48
E.  80

6.     Banyaknya susunan huruf yang dapat disusun dari huruf KAKIKATAK adalah .... buah kata.
A.  10080             
B.  5400   
C.  5040
D.  3360
E.  2520

7.     Sebuah permainan diikuti oleh 6 anak. 5 anak duduk melingkar, dan satu orang anak yang kalah mendapat hukuman harus berdiri diluar lingkaran. Banyaknya cara 5 anak duduk dan seorang anak berdiri adalah ....
A.  360
B.  180
C.  144
D.  120
E.  24

8.     Dalam suatu rapat pengurus OSIS dihadiri 16 siswa. Pada akhir acara mereka saling berjabat  tangan. Banyaknya jabat tangan yang terjadi pada acara tersebut adalah ....
A.  16       
B.  32       
C.  60
D.  120
E.  240

9.     Dari sekelompok siswa berprestasi yang terdiri dari 9 putra dan 7 putri akan dipilih 2 putra dan 3 putri untuk mewakili sekolah dalam seleksi di kabupaten, maka banyaknya cara memilih ada ....
A.  1206 cara                                           
B.  1216 cara
C.  1260 cara
D.  1280 cara
E.  2160 cara

10.  Dalam satu kantong terdapat 5 kelereng merah, 7 kelereng putih dan 3 kelereng biru. Dari kantong tersebut diambil 4 kelereng sekaligus secara acak,  banyak cara pengambilan 2 kelereng merah, 1 kelereng putih dan 1 kelereng biru adalah …. cara.
A.  10                                                                   
B.  30                                                                   
C.  210
D.  420
E.  1365

Indikator Soal 2:Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian

1.     Sebuah dadu dilempar sebanyak 180 kali, frekuensi harapan muncul angka 2 atau 5 adalah ....kali
A.    90
B.    60
C.    30
D.    15
E.     5
2.     Dua buah mata uang logam di lemparkan sebanyak 128 kali. Frekuensi harapan munculnya kedua mata uang tersebut kembar adalah ....
A.    96 kali           
B.    80 kali
C.    64 kali 
D.    48 kali
E.     32 kali

3.     Empat keping mata uang logam dengan sisi angka (A) dan gambar (G) di lemparkan sekaligus sebanyak 160 kali. Frekuensi harapan munculnya 2 angka dan 2 gambar adalah ....
A.    72 kali          
B.    60 kali          
C.    40 kali 
D.    30 kali
E.     20 kali

4.     Dua buah dadu dilemparkan sebanyak 3600 kali. Frekuensi harapan munculnya kedua dadu tersebut kembar adalah .... kali.
A.    200                                       
B.    400                                       
C.    600 
D.    1200
E.     2400

5.     Dua dadu dilempar sekaligus sebanyak 360 kali, berapa frekuensi harapan munculnya jumlah mata dadu habis dibagi 5 ….
A.    70 kali
B.    54 kali
C.    30 kali
D.    24 kali
E.     18 kali

6.     Dua buah dadu dilemparkan sekaligus sebanyak 1800 kali. Frekuensi harapan munculnya kedua mata dadu berjumlah lebih dari 3 adalah ....
A.    150
B.    450
C.    900
D.    1450
E.     1650

7.     Sebuah mata uang logam dan sebuah dadu dilemparkan sebanyak 240 kali, frekuensi harapan munculnya sisi angka pada mata uang dan angka ganjil pada mata uang adalah ....
A.    24
B.    36
C.    60
D.    90
E.     120

8.     Dua buah dadu di lemparkan sebanyak 360 kali. Frekuensi harapan munculnya kedua dadu tersebut prima adalah ....kali.
A.    20                                         
B.    40                                         
C.    60
D.    90
E.     12

9.     Dalam sebuah kantong terdapat 2 kelereng merah, 5 kelereng biru, dan 3 kelereng hijau. Dari dalam kantong diambil dua buah kelereng sekaligus secara acak kemudian dikembalikan lagi. Pengambilan itu diulangi sebanyak 450 kali. Frekuensi harapan terambilnya satu kelereng merah dan satu kelereng biru adalah ....
A.    90
B.    100
C.    250
D.    300
E.     350
10.  Dalam sebuah kotak terdapat 10 kartu yang diberi huruf A sampai dengan J. Dari dalam kotak diambil sebuah kartu secara acak kemudian dikembalikan lagi. Jika pengambilan kartu ini diulangi sampai 50 kali, maka frekuensi harapan terambilnya kartu dengan huruf vokal adalah ....
A.    5
B.    10
C.    15
D.    20
E.     35
Indikator Soal 3:Menentukan peluang suatu kejadian

1.     Dua dadu dilambungkan bersama-sama. Peluang muncul mata dadu pertama 3 dan mata dadu kedua 5 adalah ….
a. 
b.                                                       
c.  
d.
e. 

2.     Dua dadu dilambungkan bersama-sama. Peluang muncul mata dadu pertama 2 dan mata dadu kedua prima adalah …  .
A.                                                                              
B.                                                                               
C.  
D.  
E.  

3.     Dalam satu kotak terdapat 5 bola merah 4 bola biru, dan 3 bola putih. Dari dalam kotak diambil sebuah bola. Peluang terambilnya bola tersebut berwarna biru atau putih adalah ....
A.    9/12                                                      
B.    8/12                                                   
C.    7/12
D.    6/12                                       
E.     5/12

4.     Dalam satu kotak terdapat 5 bola merah 4 bola biru, dan 3 bola putih. Dari dalam kotak akan diambil sebuah bola. Peluang terambilnya bola tersebut berwarna biru adalah ....
A.    ½                                                                   
B.    1/3                                                                  
C.    ¼                               
D.    1/12
E.     1/6

5.     Pengurus OSIS terdiri dari 4 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Jika akan dipilih pengurus OSIS untuk menduduki jabatan ketua, sekretaris, dan bendahara, maka peluang seluruh jabatan di jabat oleh anak laki-laki adalah ......
A.    1/30
B.    2/30
C.    3/30
D.    4/30
E.     5/30

6.     Didalam kotak I terdapat 5 bola merah dan 5 bola putih, sedangkan didalam kotak II terdapat 4 bola merah dan 6 bola putih. Jika dari 2 kotak tersebut diambil masing-masing satu bola secara acak, maka peluang yang terambil kedua bola berwarna merah adalah ....
A.   0,1                                                     
B.   0,2                                                     
C.   0,3       
D.  0,5
E.   0,9
7.     Di dalam sebuah kotak terdapat 10 kartu yang diberi nomor 1 sampai 10. Dari dalam kotak diambil sebuah kartu, kemudian diambil lagi sebuah kartu (kartu pertama tidak dikembalikan ke dalam kotak). Peluang terambilnya kartu pertama ganjil dan kartu kedua genap adalah ......
A.                                                                  
B.                                                                 
C.  
D.  
E. 
8.     Dalam sebuah kotak terdapat 10 buah kartu yang diberi nomor 1 sampai 10. Dari dalam kotak diambil dua buah kartu secara berurutan tanpa pengembalian. Peluang yang terambil kartu pertama genap dan kartu kedua ganjil adalah . ...
A.  25/100                                                              
B.  25/90                                                                
C.   20/90
D.  16/90
E.  15/90

9.     Dalam sebuah kotak terdapat 5 kelereng merah dan 6 kelereng putih, jika diambil 2 bola sekaligus. Peluang yang terambil kedua kelereng  berbeda warna adalah …
A.                                                                    
B.                                                                    
C.  
D.  
E.  

10.  Peluang Ali lulus UN adalah 0,4, sedangkan peluang Bahrul lulus hanya 0,15. Peluang Ali tidak lulus tetapi Bahrul lulus adalah ......
A.      0,06
B.      0,09
C.      0,45
D.      0,54
E.      0,75

0 komentar: